“Bagusnya warna merah apa biru”
“Merah”
“Masa sih? padahal aku sukanya biru”
“err… yaudah pilih biru aja”
“Tapi kamu pilih merah ya? yaudah merah aja deh”
Kalau ada bajai lewat saat itu juga, mungkin sudah saya carter buat nabrak teman saya satu ini.
Terkadang (atau sering?) kita menemukan orang-orang seperti ini. Ia takut memilih. sering minta dipilihkan, padahal dia sendiri sudah punya pilihan. tapi masalahnya dia tidak yakin akan pilihannya tersebut. takut salah. atau lebih tepatnya “Takut salah pilih”. Saya menyebutnya orang-orang yang dalam pikirannya sedang menjalankan program: “choicetraumatic.exe”
Gejala umum: takut memilih. inginnya dipilihkan. karena tidak mau mengemban tanggung jawab jika pilihannya nanti salah (lagi). bisa terjadi pada orang-orang yang pernah (atau sering) ‘merasa’ salah dalam memilih.
Tidak dapat dipungkiri, semua orang pasti pernah mengambil pilihan dan keputusan yang dianggapnya kurang tepat. tapi bukan berarti jika kita bisa kembali ke masa lalu, lantas mengambil pilihan yang lain, maka hidup kita akan jauh lebih baik, kan?
Bayangkan situasi berikut: Anda sedang menyetir mobil bersama teman baik Anda dalam sebuah kemacetan di jalan. teman Anda menyarankan mengambil jalur alternatif di sebelah kiri, sedang Anda ingin melewati jalur biasa di hadapan Anda. Anda lantas memilih dan memutuskan untuk mengambil jalur alternatif untuk menghormati “pilihan yang ditawarkan” oleh teman Anda. namun ternyata jalur tersebut jauh lebih macet dari jalur biasa karena banjir.
Siapa yang salah? –> pertanyaan penjebak paling top abad ini. tidak memberikan solusi.
Sebelum kita diskusikan kasus di atas, perhatikan dan renungkan pernyataan berikut:
“Apa yang dikatakan dan dilakukan orang lain adalah tanggung jawab orang lain. sedangkan perkataan dan perbuatan Saya adalah tanggung jawab Saya”
Saat kita mengambil pilihan dan memutuskan, pastikan pilihan dan keputusan tersebut memang benar-benar berada dalam kendali kita. berada dalam ranah tanggung jawab kita, bukan orang lain. Inilah yang membuat Abraham Hicks berkata:
“Make a decision and then make the decision right. Line up your Energy with it…There are endless options that would serve you enormously well, and all or any one of them is better than no decision.”
Pilihlah sesuatu, lalu buatlah pilihan itu benar. Setiap pilihan yang diambil, akan jauh lebih baik daripada tidak memilih. karena saat kita memilih, kita tau apa yang terjadi dan bagaimana menyikapinya. Jika kita tidak memilih, kita tidak akan belajar apa-apa. Kalaupun kita memilih untuk tidak memilih, pastikan pilihan itu tetap berada dalam tanggung jawab kita.
Semoga bermanfaat 🙂